Selasa, 28 Mei 2013

Kompetesi KTI Mahasiswa Se-DIY 2012

PENGOLAHAN TERPADU HASIL TANGKAPAN NYALE OLEH MASYARAKAT LOMBOK TENGAH MELALUI PKM SU-KA (PROGRAM KREATIVITAS MASYARAKAT SUKU-SASAK) SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN BUDAYA LOKAL MENUJU PASAR GLOBAL
Tim Penulis:
1.      Mustini (09640024)    : Ketua Tim
2.      Hirman (10640005)   : Anggota Tim
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUNAN KALIJAGA
 YOGYAKARTA
2012

 
 
LEMBAR ORISINALITAS KARYA
Yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama                                       : Mustini
Tempat Tanggal Lahir             : Lombok, 27 Agustus 1991
NIM                                        : 09640024
Fakultas/Universitas                : Sains dan Teknologi/Universitas Islam
                                                  Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta
Alamat Rumah                        : Masbagik, Lombok Timur-NTB
Dengan ini menyatakan bahwa:
1.    Karya Tulis Ilmiah yang diusulkan ini belum pernah dikerjakan atau sedang dilaksanakan dengan sponsor/biaya dari lembaga lain.
2.    Karya Tulis Ilmiah ini belum pernah diikutsertakan dalam lomba ilmiah nasional/international sebelumnya.
3.    Karya Tulis Ilmiah ini tidak mengandung unsur plagiat.
Demikian pernyataan ini dibuat dalam keadaan sadar dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun untuk keperluan pengajuan Karya Tulis Ilmiah pada Kompetisi KTI Tingkat DIY 2012.
Dibuat di: Yogyakarta
Pada tanggal: 5 0ktober 2012
                                                                                     Yang Membuat Pernyataan
                                                                                                Mustini
                                                                                              09640024

HALAMAN PENGESAHAN
KARYA TULIS ILMIAH
Pengolahan Terpadu Hasil Tangkapan Nyale oleh Masyarakat Lombok Tengah melalui PKM Su-ka (Program Kreativitas Masyarakat Suku-Sasak) sebagai Upaya Pengembangan Budaya Lokal Menuju Pasar Global
Disusun oleh:
1.    Mustini (09640024)
2.    Hirman (10640005)
                        Yogyakarta, 8 Oktober 2012
Menyetujui,
                                                            Dosen Pembimbing                                                    
                                                Dra. Maizer Sa’id Nahdi, M.Si
                                               
                                                            Mengetahui,
                                                            a.n Dekan
                                                Ketua Program Studi Biologi                                           
       Anti Damayanti H., S.Si, M.MolBio
                                                1981052–220060-42-005
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamu’alaikum wr. wb
Alhamdulillah segala puji dan syukur kepada Allah swt atas terselesaikanya karya tulis ilmiah yang berjudul “Pengolahan Terpadu Hasil Tangkapan Nyale oleh Masyarakat Lombok Tengah melalui PKM Su-ka (Program Kreativitas Masyarakat Suku-Sasak) sebagai Upaya Pengembangan Budaya Lokal Menuju Pasar Global”. Shalawat dan salam kepada Rasulullah saw, keluarga, sahabat dan para pengikutnya sampai akhir zaman, yang begitu mencintai umatnya hingga napasnya yang terakhir.
Karya Tulis Ilmiah (KTI) ini bisa terselesaikan atas kerja sama dari berbagai element mulai dari masyarakat suku sasak Lombok Tengah, para nelayan, Kakak Hamzah S.Pd kami mengucapkan banyak terimaksih atas informasinya, terlebih kepada dosen pembimbing Dra. Maizer Said Nahdi M.Si yang telah membimbing kami dengan tulus dan penuh keikhlasan.
Karya Tulis Ilmiah ini juga kami susun atas dasar keprihatinan kami terhadap masyarakat suku sasak Lombok Tengah yang masih  menggunakan cara serba tradisional  didalam mengolah hasil tangkapan Bau Nyale semoga dengan hadirnya karya tulis ini akan membawa cara tradisional tersebut menuju pasar global. Amin.
Penulis Karya Tulis Ilmiah ini, juga merupakan putra/i asli suku sasak tepatnya Lombok Tengah dan Lombok Timur yang sudah sering mengikuti upacara Bau Nyale di pesisir pantai selatan pulau Lombok. Penulis juga tidak lupa memohon maaf apabila dalam penyusunan KTI ini masih jauh dari sempurna, masih banyak terdapat kekurangan didalamnya. Kritik dan saran dari pembaca sangat kami harapkan.
Wassalamu’alaikum wr. wb
                                                            Yogyakarta, 05 Oktober 2012
                                                                                    Penyusun
DAFTAR ISI
ORISINALITAS KARYA.................................................................................ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................iii
KATA PENGANTAR........................................................................................iv
DAFTAR ISI......................................................................................................v
RINGKASAN....................................................................................................vi
BAB I  PENDAHULUAN..................................................................................1
1.1 Perumusan Masalah................................................................................1
1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian...............................................................3
1.3 Kerangka Pemikiran...............................................................................4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.......................................................................6
2.1 Potensi Pengembangan Pariwisata Pulau Lombok.................................6
2.2 Pemanfaatan Nyale.................................................................................7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN........................................................9
3.1 Lokasi dan Waktu...................................................................................9
3.2 Alat dan Bahan........................................................................................9
3.3 Langkah-langkah Penelitian....................................................................9
BAB IV DESKRIPSI KARYA........................................................................11
4.1 Analisis SWOT......................................................................................11
4.2 Rencana Strategi dan Pengembangan Usaha.........................................12
BAB V SIMPULAN DAN SARAN.................................................................15
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
LAMPIRAN 1 FOTO PEMANDANGAN PANTAI SEGER KUTE
LAMPIRAN 2 FOTO HASIL TANGKAPAN NYALE

RINGKASAN
MUSTINI & HIRMAN. Pengolahan Terpadu Hasil Tangkapan Nyale oleh Masyarakat Lombok Tengah melalui PKM Su-ka (Program Kreativitas Masyarakat Suku-Sasak) sebagai Upaya Pengembangan Budaya Lokal Menuju Pasar Global. Dibimbing oleh Dra. Maizer Said Nahdi, M.Si.
            Nyale merupakan sebutan untuk sejenis biota laut anggota filum Annelida dari kelas Polychaeta  yang hidup di lubang-lubang batu karang dibawah permukaan laut yang biasa ditangkap oleh masyarakat suku sasak Lombok Tengah setiap satu tahun sekali. Hewan ini adalah salah satu kekayaan keanekaragaman hayati laut di daerah kepulauan tersebut, yang telah dimanfaatkan sejak lama oleh masyarakat setempat, baik sebagai penyubur tanah, umpan, maupun pangan.
Informasi ilmiah mendasar terkait pemanfaatan Nyale oleh masyarakat suku sasak Lombok Tengah belum pernah diteliti. Selama ini pemanfaatan hasil tangkapan Nyale hanya dilakukan dalam skala rumah tangga. Tujuan umum  penelitian ini ialah mencanangkan program pengolahan terpadu hasil tangkapan Nyale oleh masyarakat Lombok Tengah melalui PKM Su-ka (Program Kreativitas Masyarakat Suku-Sasak) sebagai upaya mengembangkan tradisi lokal menuju pasar global. Tujuan khusus penelitian ini antara lain: mengetahui dan menganalisis sejauh mana pemanfaatan Nyale oleh masyarakat suku sasak Lombok Tengah; mengetahui pola tangkap tradisional yang dikembangkan oleh masyarakat suku sasak saat upacara adat bau Nyale; mengembangkan kreativitas masyarakat suku sasak Lombok Tengah dalam membuat inovasi produk olahan Nyale; meningkatkan nilai jual produk olahan Nyale; menyediakan informasi ilmiah mengenai kandungan nilai gizi pada Nyale agar mampu bersaing dalam pasar global.
Kerangka pikir penelitian ini mencakup pengumpulan data (input), pengolahan data (prosses), dan hasil pengolahan data (output). Pengumpulan data (input) merupakan kegiatan menghimpun informasi-informasi yang terkait dengan pola tangkap dan pengolahan hasil tangkapan Nyale yang dikembangkan oleh masyarakat suku sasak Lombok Tengah. Pengolahan data (prosses) merupakan analisis informasi-informasi yang telah dikumpulkan dan diperoleh dari beberapa sumber, terutama pola tangkap yang sangat mempengaruhi keberlanjutan Nyale dan pemanfaatannya. Hasil (output) yang diharapkan dari penelitian ini ialah dibentuknya sebuah unit usaha terpadu yang mengembangkan produk lokal hasil tangkapan Nyale menjadi berbagai macam produk pangan inovatif.
Pesta adat Bau Nyale merupakan sebuah tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi suku sasak suku asli pulau Lombok. Selain pantai dan upacara adat, kawasan ini juga dekat dengan Dusun Sade yang merupakan pusat kerajinan di Pulau Lombok serta Dusun Nde yang telah ditetapkan sebagai salah satu desa pariwisata berupa kampung tradisional. Oleh karena beberapa alasan diatas maka pantai Kute ini sangat cocok dijadikan sebagai tempat pariwisata budaya.
Menurut keyakinan masyarakat, Annelida laut yang juga sering disebut cacing Palolo (Eunice fucata) ini diyakini dapat membawa kesejahteraan dan keselamatan, khususnya untuk kesuburan tanah pertanian agar dapat menghasilkan panen yang memuaskan. Nyale yang telah mereka tangkap di pantai, biasanya mereka taburkan ke sawah untuk kesuburan padi. Selain itu, Nyale tersebut mereka gunakan untuk berbagai keperluan seperti santapan (Emping Nyale), lauk-pauk, obat kuat dan lain sebagainya yang bersifat magis sesuai dengan keyakinan masing-masing tanpa adanya informasi ilmiah.
PKM Su-ka adalah sebuah program berupa unit usaha terpadu yang nantinya akan menjadi sentra pengolahan hasil tangkapan Nyale pada tradisi Bau Nyale yang rutin diadakan setiap satu tahun sekali. Tidak hanya Nyale, namun pengolahan hasil tangkapan laut juga akan dioptimalkan melalui PKM Su-ka. PKM Su-ka berupa Home Industry yang akan dikelola bersama masyarakat setempat sehingga nantinya diharapakan mampu membantu perekonomian dan kemandirian masyarakat sekitar pesisir pantai dalam mengembangkan pootensi lokal menuju pasar global.
Kata kunci: Nyale, pemanfaatan, masyarakat suku sasak, Lombok Tengah

BAB I
PENDAHULUAN
1.1         Perumusan  Masalah
Nyale berasal dari bahasa sasak yang digunakan untuk menyebut sejenis hewan laut menyerupai cacing yang diyakini sebagai jelmaan dari putri Mandalika. Menurut keyakinan dan berdasarkan cerita yang berkembang di masyarakat suku sasak bahwa putri Mandalika adalah seorang putri yang cantik jelita dan bijaksana. Oleh karena pesona kecantikannya, banyak pangeran dan pemuda yang datang melamarnya. Pada suatu ketika sang putri bermimpi jika salah satu diantara pemuda ia terima menjadi suaminya maka akan terjadi pertumpahan darah. Sang putri tentu tidak ingin hal itu terjadi, maka ia kumpulkan seluruh rakyatnya untuk berkumpul ditepi laut dan berpesan bahwa ia telah ditakdirkan menjadi Nyale yang bisa ditangkap dan dinikmati oleh semua orang pada bulan dan tanggal saat munculnya Nyale dipermukaan laut. Kemudian  sang putri menceburkan diri ke laut. Sejak saat itulah tradisi “Bau Nyale” mulai berkembang di masyakat suku sasak Lombok (ceritarakyatnusantara.com, 2011).
 Tradisi “Bau Nyale” merupakan suatu kegiatan menangkap cacing (dalam bahasa sasak “Bau Nyale”) yang rutin diadakan setiap setahun sekali antara pertengahan bulan Februari atau Maret di pesisir pantai pulau Lombok, khususnya di pantai Seger Kuta, Lombok Tengah. Menurut keyakinan masyarakat, Annelida laut yang sering disebut cacing Palolo (Eunice fucata) ini diyakini dapat membawa kesejahteraan dan keselamatan, khususnya untuk kesuburan tanah pertanian agar dapat menghasilkan panen yang memuaskan (Fakhrurrozi, 2011). Nyale yang telah mereka tangkap di pantai, biasanya mereka taburkan ke sawah untuk kesuburan padi. Selain itu, Nyale tersebut mereka gunakan untuk berbagai keperluan seperti santapan (emping Nyale), lauk-pauk, obat kuat dan lain sebagainya yang bersifat magis sesuai dengan keyakinan masing-masing tanpa adanya informasi ilmiah (lomboknews.com, 2012).
Secara ekonomi telah terbukti bahwa selama ini Nyale menjadi salah satu sumber pendapatan tambahan masyarakat suku sasak Lombok Tengah (lomboknews.com, 2012). Namun, jika kegiatan ini terus ditingkatkan maka pemanfaatan Nyale cenderung berpotensi mengarah pada kegiatan eksploitasi sumber daya alam dan hal ini dapat mengancam kelestarian populasinya dihabitat.
Tradisi “Bau Nyale” oleh masyarakat suku sasak di Pulau Lombok sudah dilakukan secara turun temurun, namun belum banyak laporan maupun kajian ilmiahnya. Padahal data-data ilmiah mampu mendukung pengembangan budaya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat itu sendiri. Menuruut FAO dalam Fakhrurrozi (2011), bahwa setiap kegiatan yang berkaitan dengan pengelolaan lingkungan laut harus didasari bukti ilmiah terkait konservasi jangka panjang dan pemanfaatan yang berkelanjutan.
Meskipun hanya berbekal pengetahuan lokal, namun kegiatan ini masih terus dilakukan sampai sekarang dan ini menandakan bahwa pemanfaatannya berkelanjutan. Akan tetapi kenyataannya bahwa, pengetahuan lokal seringkali dianggap remeh karena dianggap tidak ilmiah yaitu belum bisa dijelaskan secara kuantitatif (terukur oleh metode penelitian). Bahkan seringkali pengetahuan tradisional keburu hilang sebelum diketahui oleh para peneliti (Suryadarma, 2008). Padahal faktanya tidak jarang pengetahuan lokal mampu menyelesaikan persoalan-persoalan masyarakat yang terjadi sehari-hari (Soedjito & Sukara 2006). Oleh sebab itu segala aspek kegiatan penangkapan Nyale adalah masalah penting yang harus dikaji agar tersedia bukti ilmiah yang diperlukan.
Informasi ilmiah mendasar terkait pemanfaatan Nyale yang menjadi tradisi fenomenal dalam sejarah masyarakat suku sasak Lombok Tengah memang belum pernah ada. Selama ini pemanfaatan hasil tangkapan Nyale hanya dilakukan dalam skala rumah tangga. Padahal informasi ilmiah mengenai ketahanan penggunaannya sebagai bahan pangan sangat dibutuhkan untuk menghindari munculnya kasus keracunan. Selain itu informasi gizi yang dikandung dalam Nyale juga penting diketahui untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat suku sasak Lombok Tengah pada khususnya dan masyarakat Indonesia pada umumnya.
Berdasarkan beberapa rumusan masalah diatas, maka penting bagi kami untuk mencanangkan program pengolahan terpadu hasil tangkapan Nyale oleh masyarakat Lombok Tengah melalui PKM Su-ka (Program Kreativitas Masyarakat Suku-Sasak) sebagai upaya mengembangkan tradisi lokal menuju pasar global. Harapannya melalui program ini dapat menambah kemandirian masyarakat dalam mengembangkan produk lokal, sehingga pemanfaatan Nyale dapat optimal serta dapat memberikan informasi ilmiah mengenai hal tersebut. Disamping itu, juga dapat dijadikan masukan bagi pemerintah setempat dalam merancang pembangunan berbasis kekuatan lokal dan kemandirian masyarakatnya.
Menurut Soedjito dan Sukara dalam Fakhrurrozi (2011) bahwa mengilmiahkan pengetahuan lokal adalah cara yang paling efektif untuk menambah dan memajukan khasanah keilmuan di Indonesia. Hal ini dikarenakan hasilnya sudah pasti bisa diterapkan karena telah lama sekali dipraktekkan melalui tradisi masing-masing etnik pemiliknya. Selain itu dapat pula mengangkat citra dan upaya mencari solusi efektif untuk tiap masalah di masing-masing lokalitas (Suryadarma, 2008).
1.2         Tujuan dan Manfaat Program
Adapun tujuan yang hendak dicapai dalam program ini adalah sebagai berikut:
a)         Untuk mengetahui dan menganalisis sejauh mana pemanfaatan Nyale oleh masyarakat suku sasak Lombok Tengah.
b)        Untuk mengetahui pola tangkap tradisional yang dikembangkan oleh masyarakat suku sasak saat upacara adat bau Nyale.
c)         Untuk mengembangkan kreativitas masyarakat suku sasak Lombok Tengah dalam membuat inovasi produk olahan Nyale.
d)        Untuk meningkatkan nilai jual produk olahan Nyale oleh masyarakat suku sasak Lombok Tengah.
e)         Untuk menyediakan informasi ilmiah mengenai kandungan nilai gizi pada Nyale agar mampu bersaing dalam pasar global.
Adapun manfaat yang diharapkan dari program ini antara lain:
a)         Terselamatkannya perbendaharaan sekaligus memperkaya khasanah pengetahuan tradisional.
b)        Berkembangnya pola tangkap tradisional berbasis kearifan lokal yang ramah lingkungan dan berkelanjutan dalam pengelolaan lingkungan laut.
c)          Disusun dan dibukukannya resep-resep menu dari Nyale oleh masyarakat suku sasak di Lombok Tengah.
d)        Sebagai upaya pengembangan manfaat komersial Nyale yang lebih menguntungkan dan berkesinambungan bagi masyarakat lokal di Lombok Tengah.
e)         Sebagai tambahan bahan informasi bagi para peneliti selanjutnya dan bagi pihak pemerintah daerah setempat dalam pengambilan keputusan terkait pengelolaan daerah ekowisata dan pembangunan berbasis kekuatan lokal dan kemandirian masyarakat suku sasak Lombok Tengah.
1.3         Kerangka Berpikir
Konsep pemanfaatan Nyale oleh masyarakat suku sasak di Lombok yang selama ini telah berkelanjutan perlu untuk dikembangkan. Namun sebelumnya, harus diketahui lebih dulu beberapa aspek terkait hal tersebut, yang sekaligus menggambarkan bagaimana konsep pemanfaatan berkelanjutan tersebut sebagai bagian dari kearifan lokal. Data dan informasi tentang itu semua dapat menjadi bukti ilmiah terbaik dan tersedia, untuk diadopsi sebagai langkah konservasi jangka panjang dan pemanfaatan berkelanjutan, maka dilakukan penelitian ini.
Kerangka pikir penelitian ini mencakup pengumpulan data (input), pengolahan data (prosses), dan hasil pengolahan data (output). Pengumpulan data (input) merupakan kegiatan menghimpun informasi-informasi yang terkait dengan pola tangkap dan pengolahan hasil tangkapan Nyale yang dikembangkan oleh masyarakat suku sasak Lombok Tengah. Informasi mengenai hal tersebut dapat diperoleh dengan mengumpulkan informasi primer dari hasil wawancara masyarakat sekitar pantai Kute seperti pemuka adat, Ibu-ibu kelompok PKK, Dharmawanita, dan masyarakat umum sekitar pantai, seperti nelayan.
Pengolahan data (prosses) merupakan analisis informasi-informasi yang telah dikumpulkan dan diperoleh dari beberapa sumber, terutama pola tangkap yang sangat mempengaruhi keberlanjutan Nyale dan pemanfaatannya. Analisis aspek penangkapan mencakup: teknis penangkapan komersial Nyale, pola dan aturan lokal pemanfaatan, dan dinamika perkembangan penangkapan. Menurut Hutabarat (2001), teknik tangkap tradisional harus memenuhi empat syarat yaitu: (1) relatif sederhana dan tanpa mesin atau alat elektronik; (2) tanpa bahan peledak atau senyawa sintetik yang beracun atau membius; (3) sudah cukup lama diterapkan (minimal 30 tahun); dan (4) dilakukan secara turun temurun.
Pada tahap pengolahan data (prosses) juga diperlukan koordinasi dengan pihak-pihak terkait yang akan mendukung terlaksananya PKM Su-ka, seperti ibu-ibu PKK, Dharmawanita, dan lain sebagainya.
Hasil (output) yang diharapkan dari penelitian ini ialah dibentuknya sebuah unit usaha terpadu yang mengembangkan produk lokal hasil tangkapan Nyale menjadi berbagai macam produk pangan inovatif. Berbagai macam produk yang dihasilkan dikemas dalam bentuk yang lebih menarik dan akan dipamerkan pada beberapa event besar daerah seperti di hotel-hotel, pameran pangan lokal, dan sebagainya.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1         Potensi Pengembangan Pariwisata Pulau Lombok
Pulau Lombok merupakan bagian dari Propinsi Nusa Tenggara Barat yang terletak pada “Segitiga Emas Pariwisata Indonesia” yaitu daerah lintas wisata antara Pulau Bali, Komodo, dan Toraja. Sehingga akan sangat menguntungkan bagi sektor pariwisata Pulau Lombok. Akan tetapi jika dibandingkan dengan Pulau Bali, sektor pariwisata pulau Lombok masih kurang dikembangkan. Padahal sektor pariwisata Pulau Lombok dapat dikatakan sebagai sektor unggulan. Menurut lomboknews.com (2010) dalam Hanafi & Ciptomulyono (2012) bahwa untuk tahun 2010 saja, sampai bulan Nopember, jumlah wisatawan yang berkunjung ke Pulau Lombok mencapai angka 662.717 orang dan sebanyak 91,5 persen dari jumlah tersebut mengatakan akan kembali ke Lombok. Berdasarkan jumlah tersebut dapat dilihat bahwa sektor pariwisata telah berhasil membantu perekonomian daerah Lombok.
Hasil Rencana Tata Ruang Wilayah Lombok Tahun 2009-2029, terlihat bahwa pemerintah daerah Lombok berusaha untuk memajukan sektor pariwisata dengan membentuk atau membagi objek wisata tersebut ke dalam 10 zona. Zona-zona tersebut meliputi: Senggigi dan sekitarnya; Suranadi dan sekitarnya; Gili Gede dan sekitarnya; Benang Stokel dan sekitarnya; Dusun Sade dan sekitarnya; Selong Belanak dan sekitarnya; Kute dan sekitarnya; Gili Sulat dan sekitarnya; Gili Indah dan sekitarnya; Gunung Rinjani dan sekitarnya. Beberapa zona pariwisata ini nantinya akan dilihat objek wisata mana yang paling potensial untuk dikembangkan (BAPPEDA, 2009).
Salah satu zona pariwisata pulau Lombok yang potensial untuk dikembangkan ialah pantai Kute. Pantai Kute terletak di bagian selatan Pulau Lombok, kira-kira 65 km dari kota Mataram, tepatnya di desa Pujut, Kabupaten Lombok Tengah. Pantai Kute dikenal memiliki keindahan alam yang sangat luar biasa. Pantai yang berpasir putih ini memiliki habitat bawah laut yang masih terjaga kelestariannya sehingga memberikan nuansa air laut yang biru dengan gradasi warna hijau. Selain keindahan alam yang dapat dinikmati, pantai Kute juga memiliki daya tarik lain yang tidak kalah eksotisnya bagi para wisatawan. Setiap satu tahun sekali antara bulan Februari dan Maret diadakan upacara adat yang dikenal dengan “Bau Nyale”. Kata bau berasal dari bahasa sasak yang berarti menangkap, sedangkan Nyale merupakan sebutan untuk sejenis Annelida laut yang hidup di lubang-lubang batu karang dibawah permukaan laut (melayuonline.com, 2009).
Pesta adat Bau Nyale merupakan sebuah tradisi yang sangat melegenda dan mempunyai nilai sakral tinggi bagi suku sasak suku asli pulau Lombok. Selain pantai dan upacara adat, kawasan ini juga dekat dengan Dusun Sade yang merupakan pusat kerajinan di Pulau Lombok serta Dusun Nde yang telah ditetapkan sebagai salah satu desa pariwisata berupa kampung tradisional. Oleh karena beberapa alasan diatas maka pantai Kute ini sangat cocok dijadikan sebagai tempat pariwisata budaya (melayuonline.com, 2009).
Menurut Hanafi dan Ciptomulyono (2012), meskipunn pemerintah daerah telah menetapkan 10 zona seperti yang tersebut diatas, unit usaha yang ada didalamnya bergerak sendiri-sendiri untuk mendapatkan keuntungan masing-masing. Misalnya saja pengolahan hasil tangkapan Nyale hanya dilakukan dalam skala rumah tangga. Padahal jika dibentuk unit usaha terpadu untuk pengelolaan pemanfaatan Nyale mampu membantu daerah dalam mengatasi masalah isu-isu kritis perekonomian daerah seperti pengembangan sumber daya manusia, lapangan pekerjaan, serta pembangunan masyarakat dan pedesaan. Selain mampu meningkatkan perekonomian didaerah, program unit terpadu pengolahan hasil tangkapan Nyale  juga dapat memberikan informasi ilmiah mengenai pemanfaatannya lebih lanjut.
2.2         Pemanfaatan Nyale
Meskipun kajian ilmiah mengenai pemanfaatan Nyale oleh suku sasak di Lombok belum banyak, namun pemanfaatan cacing laut seperti halnya Nyale sudah banyak dimanfaatkan masyarakat lokal diberbagai belahan dunia. Jenis cacing laut ini umumnya digunakan sebagai umpan dan  pakan  ikan serta pangan lezat bagi manusia (Romimohtarto & Juwana, 2001).
Nyale merupakan kelompok cacing anggota kelas Polychaeta dari marga Neanthes (Nereis) yang biasa ditangkap setiap pertengahan bulan Februari dan Maret pada upacara adat “Bau Nyale”. Di Samoa dan Fiji setiap Oktober dan November sejenis polychaeta yang disebut palolo (mbalolo) juga biasa ditangkap untuk dijadikan makanan. Di Maluku sejenis polychaeta serupa yang disebut laor muncul dan ditangkap setiap Maret, juga dijadikan makanan oleh masyarakat setempat (Romimohtarto & Juwana 2001).
Jika ditijau dari segi keyakinan, masyarakat suku sasak di Lombok adalah mayoritas penganut agama islam (muslim). Sebagai seorang muslim, aspek halal-haram suatu produk pangan harus diperhatikan. Selama ini, pemanfaatan Nyale oleh masyarakat setempat tidak begitu bermasalah terkait kehalalannya karena didasarkan pada Q.S Al-Maidah: 96, “Dihalalkan bagimu binatang buruan laut dan makanan yang berasal dari laut sebagai makanan yang lezat bagimu, ...” (Fakhrurrozi, 2011).
Menurut Aprianto dan Nurbowo (2003), sesuatu yang halal bisa menjadi haram jika melakukannya terkait akidah (kepercayaan) syirik yang bertentangan dengan ajaran islam seperti halnya pada acara adat Bau Nyale di Lombok. Upacara adat yang dilakukan oleh masyarakat suku sasak di Lombok seringkali dikaitkan dengan kepercayaan akan mitos dan khasiat yang dikandung dalam Nyale. Berdasarkan hal tersebut maka perlu dilakukan pelurusan akidah terkait keyakinan masyarakat setempat melalui pengadaan program pengolahan terpadu hasil tangkapan Nyale oleh masyarakat suku sasak yang berbasis sosio-preneurship.
Informasi ilmiah (literatur) tentang bagaimana cara mengolah Nyale yang dimanfaatkan baik untuk umpan maupun makanan (pakan) hewan piaraan dan terutama untuk makanan (pangan) manusia memang belum ada. Informasi tentang kandungan gizinya sebagai produk pangan dan tinjauan ilmiah mengenai teknik pengolahannya pun belum pernah ada. Begitu pula literatur tentang kelebihan dan kekurangan Nyale sebagai umpan dan potensinya sebagai pakan, juga belum pernah ada. Oleh karena itu program ini diharapkan mampu menjadi penelitian rintisan.

BAB III
METODE PENELITIAN
3.1         Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dipusatkan pada daerah pujut, pantai Seger Kute, Lombok Tengah. Penelitian ini dilaksanakan sekitar bulan November 2012 sampai bulan Maret 2013.
3.2         Alat dan Bahan
Bahan dasar yang diperlukan untuk penelitian ini ialah hasil tangkapan Nyale yang diperoleh saat upacara adat Bau Nyale. Nyale diperoleh dengan beberapa cara seperti, membeli dari nelayan, membeli dari masyarakat yang mengikuti upacara adat tersebut, dan dikumpulkan dari hasil tangkapan masyarakat yang tergolong dalam kegiatan PKM-Suka. Bahan lain yang dipergunakan untuk kegiatan PKM Su-ka ini akan dieksplorasi lebih dalam saat melakukan wawancara dan inventarisasi produk olahan Nyale dengan ibu-ibu PKK dan Dharmawanita.
Oleh karena PKM Su-ka masih dalam skala Home industry maka alat-alat yang diperlukan meliputi peralatan rumah tangga seperti kompor, wajan, panci, saringan untuk menccuci Nyale, oven, blender, kulkas, alat pengukus, alat perekat untuk mengemas produk, dan lain-lain.
3.3     Langkah-langkah Penelitian
Adapun langkah-langkah penelitian ini secara umum dibagi menjadi tiga tahapan, yaitu input data dan informasi; pengolahan data (prosses); dan hasil (output).
a.    Input data dan Informasi
Data dan informasi diperoleh dari hasil wawancara dari beberapa pihak sebagai berikut:
1.    Pemangku adat, untuk memperoleh ijin melakukan penelitian, ijin pembuatan program, dan ijin pelaksanaan program PKM Su-ka. Kemudian mengumpulkan informasi terkait bagaimana pemanfaatan Nyale selama ini oleh masyarakat setempat, apakah pemanfaatannya sering dikaitkan dengan hal-hal mitos tanpa adanya pengetahuan ilmiah, dan apakah pemanfaatannya selama ini mampu meningkatkan pendapatan masyarakat setempat serta bagaimana pola tangkap yang selama ini dikembangkan.
2.    Kelompok masyarakat seperti ibu-ibu PKK dan Dharmawanita, untuk melakukan koordinasi terkait kerjasama dalam mewujudkan PKM Su-ka dikawasan pariwisata Pantai Seger Kute, Lombok Tengah. Sekaligus untuk mengiventarisasi menu-menu makanan terkait pengolahan Nyale oleh masyarakat setempat. Selain itu pertemuan dengan ibu-ibu PKK dan Dharmawanita ini juga bertujuan untuk merencanakan terkait tempat unit usaha PKM Su-ka, dan persiapan proses produksinya.
3.    Kelompok Nelayan, untuk memperoleh informasi secara umum pola tangkap yang digunakan oleh para nelayan ini pada saat kegiatan penangkapan Nyale, kemudian menanyakan harga jual Nyale, sekaligus koordinasi kerjasama untuk menjadi pemasok utama Nyale pada PKM Su-ka.
b.   Pengolahan data (prosses)
Pengolahan data hasil wawancara meliputi beberapa tahapan:
1.      Analisis data primer serta kaitannya dengan beberapa penelitian yang telah ada untuk memperoleh data kualitatif.
2.      Persiapan sarana dan prasarana PKM Su-ka meliputi pusat unit usaha, peralatan, dan sumber daya manusia.
3.      Koordinasi dengan beberapa pihak yang akan terlibat didalam PKM Su-ka.
c.    Hasil (Output)
Hasil keluaran dari penelitian ini ialah terbetuknya sebuah unit usaha terpadu yang mengembangkan produk lokal yang mampu berdaya saing global. PKM Su-ka akan menjadi sentra pengolahan Nyale di Lombok Tengah.

BAB IV
DESKRIPSI KARYA
PKM Su-ka adalah sebuah program berupa unit usaha terpadu yang nantinya akan menjadi sentra pengolahan hasil tangkapan Nyale pada tradisi Bau Nyale yang rutin diadakan setiap satu tahun sekali. Tidak hanya Nyale, namun pengolahan hasil tangkapan laut juga akan dioptimalkan melalui PKM Su-ka. PKM Su-ka berupa Home Industry yang akan dikelola bersama masyarakat setempat sehingga nantinya diharapakan mampu membantu perekonomian dan kemandirian masyarakat sekitar pesisir pantai dalam mengembangkan pootensi lokal menuju pasar global.
4.1         Analisis SWOT
Adapun analisis SWOT dari program pengolahan terpadu hasil tangkapan Nyale oleh masyarakat suku sasak melalui PKM Su-ka adalah sebagai berikut:
Kekuatan
Kelemahan
Peluang
Ancaman
1.    Melibatkan masyarakat secara langsung
2.    Program ini dirancang oleh pemuda-pemudi asli suku sasak
3.    Mampu meningkatkan perekonomian masyarakat
4.    Mampu meningkatkan kemandirian masyarakat
5.    Sebagai langkah awal dalam mengembangkan potensi wisata pulau Lombok
1.  Manajemen tradisional
2.  Sarana dan prasarana sederhana
3.  Merupakan program baru bagi masyarakat sekitar pantai
4.  Sumberdaya manusia yang masih rendah pendidikan
5.  Daya dukung ilmiah masih sangat kurang bahkan belum ada.
1.    Pangsa pasar yang masih luas
2.    Bahan baku yang mudah di dapat
3.    Pesaing besar relatif terbatas

1.    Home industry disekitar pantai Seger Kute, Lombok Tengah
2.    Munculnya pesaing baru
4.2         Rencana Strategi dan Pengembangan Usaha
a.    Target Pasar
1.    Wisatawan lokal dan mancanegara
2.    Anak-anak, remaja, dewasa, dan orangtua
3.    Toko Pusat oleh-oleh khas Lombok
4.    Pedagang sekitar pantai
5.    Toko-toko yang ada di Bandara Internasional Lombok
6.    Para tamu hotel yang ada di Mataram
b.   Strategi Pemasaran
1.    Mengikuti pameran-pameran
2.    Menawarkan produk melalui dunia maya seperti Facebook, Twitter, dan Blog
3.    Membuat iklan publikasi pada media cetak dan media massa
4.    Membuat brosur atau leaflet produk-produk inovasi berbahan dasar Nyale
5.    Menerima pesanan untuk konsumen yang berada di luar pulau Lombok
c.    Strategi Produksi
1.    Mengumpulkan resep-resep menu pengolahan Nyale dari masyarakat sekitar
2.    Membuat inovasi-inovasi produk yang tahan lama
3.    Mengubah wujud asli Nyale menjadi berbagai macam makanan inovasi seperti tepung Nyale, dan lain-lain
4.    Meningkatkan cita rasa
5.    Menambahkan informasi nilai gizi Nyale pada kemasan produk
6.    Meningkatkan skill masyarakat yang tergabung kedalam PKM Su-ka
d.   Rencana Anggaran Biaya
1.    Kebutuhan Biaya Pokok Produksi
ITEM
Dana Paket awal (Rp)
1.    Bahan Baku (Nyale dan hasil tangkapan laut lainnya)
2.    Bahan Tambahan (bumbu dapur, tepung, dan bahan-bahan lain yang mendukung)
3.    Mesin Pres untuk packaging
4.    Seperangkat komputer dan printer
5.    Pengadaan sarana dan prasarana produksi (kompor, panci, wajan, kulkas, blender, dan lain-lain)
6.    Biaya pemasangan instalasi (air, listrik, telpon)
7.    Biaya lain-lain (tak terduga)
Rp. 5.000.000,00
Rp. 1.000.000,00
Rp.    500.000,00
Rp. 3.000.000,00
Rp. 2.500.000,00
Rp.2.500.000,00
Rp. 1.000.000,00
Total
Rp.15. 500.000,00
2.      Biaya Operasional
ITEM
Pengeluaran/bulan
(Rp)
Jumlah bulan
Pengeluaran/ tahun
(Rp)
Gaji pegawai (15 orang)
Biaya Air, listrik,dan telpon
Biaya lain-lain
7.500.000,00
1.000.000,00
500.000,00
12
12
12
90.000.000,00
12.000.000,00
6.000.000,00
Total
9.000.000,00
108.000.000,00
3.      Target penjualan (Omset)
Agar dapat mengembalikan modal dalam jangka waktu 1 periode (12 bulan) sebesar Rp.15.500.000,00 maka diperlukan omset minimum sekitar Rp.1.500.000,00/bulan
ITEM
Target penjualan/bulan (Rp)
Jumlah bulan
Target penjualan/tahun (Rp)
Omset
1.500.000,00
12
18.000.000,00
Total
Rp.18.000.000,00/tahun
4.      Simulasi Laba Minimum per tahun
Periode ke-
Item
Pengeluaran per tahun (Rp)
Pemasukan per tahun (Rp)
Jumlah laba/tahun (Rp)
Pertama (2012/2013)
-      Biaya pokok produksi
-      Biaya operasional
15.500.000,00
  9.000.000,00
15.500.000,00
18.000.000,00
2.500.000,00
Kedua (2013/2014)
-      Biaya pokok produksi
-      Biaya operasional
0
9.000.000,00
18.000.000,00
9.000.000,00
Ketiga (2015/2016)
-      Biaya pokok produksi
-      Biaya operasional
0
9.000.000,00
18.000.000,00
9.000.000,00
Keempat (2016/2017)
-      Biaya pokok produksi
-      Biaya operasional
0
9.000.000,00
18.000.000,00
9.000.000,00
dst.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
PKM Su-ka merupakan unit usaha terpadu pengolahan hasil tangkapan Nyale oleh masyarakat suku sasak Lombok Tengah. Penelitian ini merupakan penelitian rintisan yang nantinya akan berkembang menjadi penelitian lanjutan. Penulis mengajak beberapa bidang disiplin ilmu, baik sains, teknik, sosial, dan lain sebagainya untuk bekerjasama melakukan penelitian terkait beberapa aspek etnobiologi yang belum perrnah diteliti. Peluang penelitian di daerah Lombok Tengah, terutama terkait ekosistem pantai masih sangat luas.

DAFTAR PUSTAKA
Aprianto, A., Nurbowo. 2003. Paduan Belanja dan Konsumsi Halal. Jakarta: Khairul Bayan. hlm 27-29
BAPPEDA. 2009. Rencanaa tata ruang wilayah provinsi Nusa Tenggara Barat Tahun 2009-20029
Ceritarakyatnews.com. 2011. Nyale, Upacara Perburuan Cacing Laut. Diakses tanggal 4 Oktober 2012 06:13 (htttp//www.ceritarakyatnews.com)
Fakhrurrozi, Y. 2011. Studi Etnobiologi, Etnoteknologi, dan Pemanfaatan Kekuak (Xenosiphon sp.) oleh masyarakat di Kepulauan Bangka-Belitung. Disertasi, Institut Pertanian Bogor. hml 4-10.
[FAO] Food and Agricultural Organization. 1999. Tatalaksana untuk Perikanan yang Bertanggungjawab. Purnomo, A. et al., editor: Jakarta: FAO, Departemen Pertanian RI dan JICA. Terjemahan dari: Code of Conduct for Resposible Fishiries, CCRF. hlm 45.
Hanafi, F.R., Ciptomulyono, U. 2012. Penentuan Prioritas Pembangunan Pariwisata di Pulau Lombok dengan Menggunakan Metode Location Quotient (LQ) dan Analytic Network Process (ANP). Jurusan Teknik Industri, ITS.
Hutabarat, C.M.T.U. 2001. Teknik Tangkap Tradisional Masyarakat Bajau Kabalutan di Perairan Kepulauan Togean, Sulawesi Tengah dan Dampaknya terhadap Terumbu Karang [Tesis]. Depok: PPs. UI. hlm 10.
Lomboknews.com. 2012. Putri Cantik itu Menjelma Menjadi Cacing Laut. Diakses 3 Oktober 2012 15:02. (http//www.lomboknews.com)
Melayuonline.com. 2009. Putri Mandalika, Asal Mula Upacara Bau Nyale. Diakses tanggal 3 Oktober 2012 16:23. (http//www.melayuonline.com)
Romimohtarto, K.,  Juwana, S. 2001. Biologi Laut, Ilmu Pengetahuan Tentang Biota Laut. Jakarta: Penerbit Djambatan. hlm 540.
Soedjito, H., Sukara, E. 2006. Mengilmiahkan Pengetahuan Tradisional: Sumber Ilmu Masa Depan Indonesia. Didalam: Soedjito, H., editor. Kearifan Tradisional dan Cagar Biosfer di indonesia. Prosiding Piagam MAB 2005 untuk Peneliti Muda dan Praktisi Lingkungan di Indonesia. Bogor, 24-27 Agustus 2005. Jakarta, Komnas MAB Indonesia-LIPI Press. hlm 1-4.
Suryadarma. 2008. Diktat Kuliah Etnobotani. FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta: hlm 12-14.

RIWAYAT HIDUP
Nama                                       : Mustini
Tempat Tanggal Lahir             : Lombok, 27 Agustus 1991
Alamat Asal                            : Masbagik, Lombok Timur-NTB
Domisili                                   : Sapen GK 1/447 RT.25 RW.08 Yogyakarta
No Hp                                     :083867769881/085743152297
Email                                       : ti2n_email27@yahoo.co..id
Riwayan Pendidikan               : 1. SDN 5 Masbagik Selatan Lombok Timur
                                                  2. MTs N Model Selong Lombok Timur
                                                  3. SMA N 2 Selong Lombok Timur
                                                  4. UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
Karya Ilmiah yang pernah dibuat:
-       Uji Pengaruh Ekstrak Akar Sirih (Piper bettle L.) Terhadap Pertumbuhan Bakteri Bacillus cereus dengan Tiga Metode Ekstraksi.
-       Bussines Plan: Copy Centre “Docma” One Stop Service.
-       Usaha Pengomposan Terpadu sebagai Solusi Pengelolaan Sampah Organik di Lingkungan UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta.
-       Bussines Plan: Mencerdaskan Bangsa Bersama Ka’Pendi (Kaos Pendidikan)
-       Bussines Plan: Fruity Burger, Solusi Hidup Sehat dengan Pangan Lokal
-       Perbedaan Jumlah Mikroorganisme pada Ruang Kuliah yang Menggunakan AC dan Ruang Kuliah Tanpa AC.
-       Pemanfaatan Limbah Cair Kedelai Menjadi Bioetanol melalui Fermentasi oleh Saccharomycess serevisae sebagai Upaya Penanggulangan Pencemaran Lingkungan.
-       Isolasi dan Identifikasi Mikrobia Pencemar Rimpang Kunyit (Curcuma domestica) sebagai Bahan Dasar Pembuatan Jamu di Balai Besar Penelitian Tanaman Obat Tradisional Tawangmangu.
Penghargaan ilmiah yang pernah diraih:
-       Juara 1 Lomba Bussines Plan Piala Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 
LAMPIRAN 2
Morfologi Nyale (www.google.com)
Tiga macam warna Nyale (www.google.com)
Satu takar Nyale (seperti gambar diatas) dijual seharga Rp.70.000 hingga Rp.100.000 (www.wikipedia.com)
LAMPIRAN I


Pantai Selong Blanak                                                              Gili Selong Blanak
Jalan Menuju Tempat Bau Nyale                                     Sampan Nelayan di Pantai Selong Blanak    

Lokasi Bau Nyale Pantai Mawun

Mawun Beach
 

FORMULIR PENDAFTARAN
Judul Karya : Pengolahan Terpadu Hasil Tangkapan Nyale  oleh Masyarakat Lombok Tengah melalui PKM Su-ka (Program Kreativitas Masyarakat Suku-Sasak)  sebagai Upaya Pengembangan Budaya  Lokal Menuju Pasar Global.
Ketua Tim
a.  Nama Lengkap                   : Mustini
b.  NIM                                   : 09640024
c.  Jurusan                                           : Biologi
d.  Tempat, Tanggal Lahir       : Lombok, 27 Agustus 1991
e.  Jenis Kelamin                     : Perempuan
f.  Alamat Domisili                 : Sapen, GK 1/447 RT.25 RW.08 Yogyakarta
g.  No. Telepon / HP               : 083867769881/085743152297
h.  Email                                  : ti2n_email27@yahoo.co.id
Anggota 1
a.  Nama Lengkap                   : Hirman
b.  NIM                                   : 10640005
c.  Jurusan                                           : Biologi
d.  Tempat, Tanggal Lahir       : Lombok, 15 April 1991
e.  Jenis Kelamin                     : Laki-laki
f.  Alamat Domisili                 : Komplek Masjid Al-Maun, Gowok Yogyakarta
g.  No. Telepon / HP               : 087839920240
h.  Email                                  : hirmanarrasyad@yahoo.rocketmail.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar